December 30, 2009

Polusi Udara Akibatkan Penyakit Pembuluh Darah Jantung

Satu kondisi gangguan atau syndroma pada pembuluh darah jantung yang menyebabkan rasa nyeri pada bagian dada yang mengharuskan seseorang segera dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) di kalangan warga kota Sydney, Australia pada tahun 2005 setelah ditelusuri berujung pada radiasi tinggi sinar matahari dan tingkat kadar ozone.

Data dari sejumlah pengamatan mengindikasikan kenaikan jumlah pasien yang dibawa ke UGD dengan keluhan rasa nyeri yang amat sangat di bagian dada yang mengancam keselamatan jiwa seseorang yang datang membutuhkan pertolongan medis ke UGD terjadi selama bulan April dan Mei 2005 dilaporkan oleh Dr.Robin M. Turner dan rekan-rekan dari Departemen Kesehatan New South Wales di North Sydney yang dimuat dalam majalah Environmental Health.Daftar kunjungan ke UGD meningkat dari 4,0 per hari di tahun 2004 menjadi 5,7 per hari selama 8 pekan dari awal April hingga akhir Mei 2005.

Para ilmuwan meneliti dan membandingkan angka pengunjung pasien UGD untuk keluhan nyeri pada bagian dada dan mengaitkannya dengan variabel cuaca dan polusi untuk menemukan penjelasan bagi kenaikan jumlah pasien gangguan pada pembuluh darah jantung (cardiovascular syndroma) pada masa periode tersebut.

"Dengan mengaitkan antara faktor-faktor lingkungan dengan jumlah kasus gangguan pembuluh darah jantung dan kondisi cuaca berupa temperatur cuaca panas, sedang dan stabil yang meningkat dari kondisi sangat panas saat itu sehingga kami membuat hipotesa adanya kaitan antara kenaikan jumlah kasus gangguan pembuluh darah jantung dengan faktor kondisi lingkungan," kata para ilmuwan tersebut.Terutama naiknya temperatur meningkatkan resiko sebesar 27%, tingkat radiasi matahari meningkatkan resiko 44% dan tingkat Ozone yang tinggi meningkatkan resiko sebesar 13%.

Sejumlah faktor yang memberikan penjelasan yang paling baik akan kaitan tersebut adalah asal muasal peristiwa fotokimiawi yang mengamati kaitan dengan faktor-faktor berupa tingkat ozone, radiasi matahari dan temperatur selama periode tersebut," kata Turner dan rekan-rekannya."Baik radiasi matahari maupun temperatur adalah katalisator yang penting dalam reaksi fotokimiawi yang menghasilkan ozone serta oksidan lainnya," kata para ilmuwan Sydney tersebut.

Reaksi kimiawi tersebut telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi gangguan pembuluh darah jantung termasuk kelainan pengerutan jantung."Temperatur dan radiasi matahari sangat tinggi pada periode tersebut (April hingga Mei) . Dengan tambahan kondisi cuaca periode tersebut sangat kering serta tekanan atmosfir yang tinggi sehingga menyebabkan kondisi atmosferis stagnasi dan adanya penumpukan ozone.

Berkurangnya variabilitas pada tekanan udara saat periode transisi (April-Mei) memberikan dukungan bagi situasi hipotesa stagnasi tadi," kata Turner dan rekan-rekan menyimpulkan.
sumber : kapanlagi.com

No comments: