Kehilangan berat badan dapat secara dramatis memperbaiki dan bahkan berpotensi menghapuskan gejala gangguan tidur pada orang yang kegemukan, demikian konfirmasi satu studi.
Menurut beberapa peneliti, orang yang memiliki gangguan tidur parah yang kehilangan jumlah berat yang disarankan, tiga kali lebih mungkin untuk mengalami hilangnya secara total gejala gangguan tidur dibandingkan dengan orang yang tak kehilangan berat badan.Dalam studi itu, yang disiarkan di dalam Archives of Internal Medicine, para peneliti memilih 264 orang dewasa yang sangat gemuk untuk percobaan. Semua peserta secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Satu kelompok menjalani program penurunan berat badan dengan porsi makanan yang dikontrol dan program olahraga 175 menit per pekan.
Kelompok kedua tak menerima saran untuk mengurangi berat badan dan ikut dalam program penanganan diabetes. Satu tahun kemudian, kelompok yang menjalani program penurunan berat badan kehilangan rata-rata 24 pon, sedangkan kelompok kedua hanya kehilangan berat lebih dari 1 pon.
Mereka yang berada di dalam kelompok penurunan berat badan tiga kali lebih mungkin untuk kehilangan gangguan tidur dan mengalami sekitar separuh kondisi gangguan tidur parah dibandingkan dengan kelompok kedua. Selain itu, studi tersebut memperlihatkan bahwa orang yang berada di dalam kelompok kedua mengalami gejala gangguan tidur yang bertambah parah.
"Hasil ini memperlihatkan bahwa para dokter serta pasien dapat mengharapkan perbaikan besar dalam gejala gangguan tidur mereka dengan berkurangnya berat badan," kata peneliti Gary Foster, Direktur di Center for Obesity Research and Education di Temple University, dalam satu siaran pers.
"Dan berkurangnya gejala gangguan tidur memiliki sejumlah keuntungan bagi kesehatan dan kesehatan secara keseluruhan," katanya.
Gejala gangguan tidur paling umum terjadi pada orang yang kelebihan berat badan dan kegemukan. Gangguan tidur mengakibatkan ngorok keras dan gangguan tidur sebagai akibat dari saluran udara menjadi terhalang sementara selama tidur.
Jika tak diobati, gangguan tidur juga dapat meningkatkan resiko tekanan darah tinggi, stroke dan serangan jantung.
sumber : kapanlagi.com
No comments:
Post a Comment