November 03, 2009

Memotivasi Karyawan Berdasarkan Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Studi tentang Hawthorne dimulai dengan pendekatan hubungan manusia dengan manajemen, dimana kebutuhan dan motivasi karyawan menjadi fokus utama seorang manager (Bedeian, 1993).
Pada awalnya, karyawan hanya dianggap sebagai orang yang memproduksi barang dan jasa. Mengapa kita harus memotivasi karyawan? Jawabannya adalah kelangsungan hidup (Smith, 1994). Motivasi karyawan diperlukan di sebuah tempat kerja, Memotivasi karyawan membantu organisasi bertahan, Memotivasi karyawan akan membuat perusahaan membuat sebuah hasil kerja yang lebih produktif. Untuk menjadi lebih efektif, atasan (manajer) harus memahami apa yang akan membuat karyawan termotivasi dengan hal yang tentunya berhubungan dengan peran mereka lakukan. Dari semua fungsi manajer lakukan, memotivasi karyawan adalah yang paling kompleks. Keberhasilan perusahaan (manajemen) dalam mempertahankan karyawan terbaik yang dimiliki tidaklah dicapai dengan cara mudah. Hal tersebut hanya dapat terjadi berkat kepiawaian manajemen dalam memahami kebutuhan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif yang dapat membuat para karyawan termotivasi secara internal.   Kebutuhan Karyawan Salah satu teori motivasi yang banyak mendapat sambutan amat positif di bidang manajemen organisasi adalah teori Hierarki Kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hierarkis dari tingkat yang paling mendasar sampai tingkatan paling tinggi. 
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yakni : 1. kebutuhan fisiologikal (physiological needs), 2. kebutuhan rasa aman (safety needs), 3. kebutuhan akan kasih sayang (love needs), 4. kebutuhan akan harga diri (esteem needs), 5. aktualisasi diri (self actualization).
Dalam hal organiasai (perusahaan) Hierarki kebutuhan di atas dapat diartikan sebagai berikut;
1.Kebutuhan fisiologis dasar:  seperti (Kebutuhan Primer, sekunder, tersier) gaji untuk menghasilkan makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan lain guna mendukung secara fisik.

2.Kebutuhan akan rasa aman: layaknya tempat tinggal, tempat kerja pun harus jauh dari ancaman, teror atau gangguan lain beserta perlengkapan yang di gunakan yang dapat menimbulkan keresahan dalam bekerja,

3.Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi: Hubungan komunikasi yang dapat menimbulkan rasa kerja yang penuh dengan keakraban, kebebasan berinteraksi dalam kehidupan sosial.

4.Kebutuhan untuk dihargai: Pemberian Tanda jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang membanggakan.

5.Kebutuhan aktualisasi diri: Kebebasan mengembangkan bakat yang dimiliki dalam diri guna menimbulkan suatu semangat yang berlebih dalam bekerja.

Selain daripada itu Heidjrahman Ranupandojo dan Suad Husnan (2002) membedakan motivasi menjadi 2 jenis, yaitu ;

a.Motivasi Positif

Motivasi positif adalah proses untuk mempengaruhi orang lain agar menjalankan sesuatu yang kita inginkan. Cara yang dapat digunakan dalam pemenuhan kebutuhan pegawai dengan menggunakan motivasi positif adalah dengan pemberian insentif.

Adapun pemberian insentif ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua) golongan yaitu :

1)Material Insentif

Material insentif adalah dukungan, dorong atau perangsang yang diberikan kepada pegawai yang dapat dinilai berupa uang, termasuk didalamnya gaji, tunjangan, penghargaan (nominal uang), hadiah dan sebagainya.

2)Nonmaterial Insentif

Non material insentif adalah kebalikan dari Material Insentif sendiri yaitu Dukungan atau perangsang yang diberikan kepada pegawai yang tidak dapat dinilai berupa uang. Beberapa hal yang termasuk didalamnya antara lain :

Pemberian fasilitas, pemberian fasilitas ini dimaksudkan untuk membantu pegawai dalam mengatasi masalah yang menyangkut masalah kesejahteraan pegawai maupun keluarga pegawai. Adapun fasilitas yang dapat diberikan perusahaan kepada pegawai diantaranya: fasilitas perumahan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan.

Pemberian penghargaan, pegawai memerlukan suatu penghargaan pada saat hasil kerjanya telah memenuhi atau bahkan melebihi standar yang telah ditentukan oleh perusahaan. Penghargaan ini dapat berupa pujian. Tidak hanya kalau pegawai melakukan kesalahan memperoleh makian dari pimpinan.

Pendidikan dan pelatihan ini merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama menyangkut pengetahuan, kemampuan, keahlian, sikap, dan kecakapan pegawai.

Penempatan pegawai pada tempat yang tepat, sangat penting dalam menentukan efisiensi kerja pegawai. Selain itu juga berakibat terhadap kepuasan pada pegawai karena apa yang dikerjakan tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pegawai.

b.Motivasi Negatif

Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang kurang baik. Karena disertai pemaksaan, ancaman, misalnya menakuti dengan penurunan pangkat, pemotongan gaji, dan sebagainya. Pelaksanaan pemberian motivasi positif dalam rangka pemenuhan tujuan jangka panjang yang menghasilkan pekerjaan yang baik dengan semangat kerja yang tinggi, sedangkan untuk motivasi negatif dalam rangka pemenuhan jangka pendek dengan menghasilkan pekerjaan yang baik hanya sesaat dengan semangat kerja yang kian hari kian menurun.
Dilihat dari prosesnya, maka motivasi mempunyai proses sebagai berikut. Seseorang mempunyai keinginan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi dibandingkan keadaannya yang sekarang. Hal ini akan mendorong dirinya untuk mencapai apa yang diinginkannya itu. Inilah yang disebut “termotivasi”. Adapun sesuatu yang mendorongnya itu disebut dengan motivator. Motivator ini dapat berasal dari dalam maupun dari luar diri seseorang. Motivasi dari dalam adalah dorongan yang memotivasi dari dalam dirinya sendiri, sedangkan motivasi dari luar adalah dorongan yang berasal dari orang lain atau lingkungan dimana seseorang itu berada, misalnya keluarga, sahabat, atasan, dan lain-lain.
Sebagai kesimpulan, yang dimaksud motivasi adalah keinginan yang kuat untuk mencapai keberhasilan dalam pekerjaan yang ditandai dengan upaya aktualisasi diri, kepedulian pada keunggulan dan pelaksanaan tugas yang optimal berdasarkan perhitungan yang rasional.